BOGOR – Partai Parsindo (Partai Swara Rakyat Indonesia) menilai Indonesia sudah masuk dalam kategori darurat politik, jika benar 9 (sembilan) Partai Politik telah dikuasai 9 (sembilan) Naga dengan Mahar Politik mencapai Rp35 Triliun.
“Jika sinyalemen itu benar, maka ini merupakan masalah besar bagi bangsa Indonesia. Darurat Politik dimana demokrasi telah digadaikan sehingga Partai Politik hanya sekedar pengumpul demokrasi, namun dikuasai kapitalis politik,” tegas Ketua Umum Partai Parsindo, Kanjen Raden Haryo (KRH) Pradoto Hamiseno, HM. Jusuf Rizal kepada media di Bogor, Jawa Barat menanggapi pemberitaan bahwa 9 Parpol sudah dibeli 9 Naga Rp35 triliun.
Menurut pria berdarah Madura-Batak yang juga Presiden LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) itu, sinyalemen yang disampaikan Koordinator Kajian Politik Merah Putih, Sutoyo Abadi kepada media, bahwa 9 Partai telah dibeli senilai Rp.35 Triliun. Kemudian Suara dewan telah diikat dengan uang senilai Rp.10 miliar per person (per anggota DPR) harus dibuka agar tidak menjadi fitnah.
Jusuf Rizal Ketua Relawan Jokowi-Amin The President Center pada Pilpres 2019, mengingatkan jika pernyataan Sutoyo Abadi tidak dibuktikan dengan klarifikasi yang terang benderang, maka akan berimbas pada kepercayaan masyarakat terhadap Partai Politik.
“Turunnya kepercayaan itu bisa menurunkan tingkat partisipasi masyarakat menyalurkan aspirasi politiknya secara demokrasi pada Pemilu 2024, dan ini dapat merugikan seluruh partai politik peserta Pemilu 2024,” jelas Jusuf Rizal.
Karena itu, Jusuf Rizal yang juga menjabat Ketum PWMOI (Perkumpulan Wartawan Media dan Online Indonesia) dan Sekjen MOI (Media Online Indonesia) mendesak pihak yang menyebar sinyalemen itu agar menyebutkan secara spesifik partai politik mana yang telah melacurkan diri demi pundi-pundi uang dan menjual bangsa.
“Jika hasil kajian itu benar, maka jelas ini membahayakan bangsa. Maka seyogyanya seluruh anak bangsa yang berjiwa nasionalis harus bersatu. Indonesia bukan untuk kita jual agar tidak terjadi seperti negara Sri Lanka,” tegas Jusuf Rizal.
Sebagaimana dilansir Radar Tangsel Ratas : Gawat dan mengerikan, taipan “sembilan naga” diduga kuat sudah “membeli” partai politik (parpol) dan tiket calon presiden (capres) dengan total Rp35 triliun. Hal itu diungkapkan Koordinator Kajian Politik Merah Putih, Sutoyo Abadi.
Kata Sutoyo, taipan sembilan naga itu kuat dugaan sudah membeli parpol untuk memasukkan undang-undang dan calon presiden yang sesuai dengan kepentingan mereka.
“Ada dugaan ‘taipan 9 naga’ membeli 9 partai politik masing masing Rp 1 triliun, total Rp 9 triliun, plus (diduga untuk) membeli suara masing masing anggota DPR 575 untuk menggolkan UU,” ujar Sutoyo, kepada wartawan, Senin (11/7/2022).
Ia merinci, diduga masing-masing anggota DPR RI minimal Rp 10 miliar (dibeli suaranya oleh taipan ). “Cuma Rp 5,75 triliun. Dibulatkan Rp6 triliun,” paparnya.
Lebih lanjut, Sutoyo menyatakan, secara hitungan matematis, total biaya “taipan 9 naga” akan menguasai DPR RI dengan membeli parpol dan anggota DPR hanya Rp 15 triliun.
“Ditambah dana pencapresan sebesar Rp20 triliun. Indonesia sudah dikuasai para taipan cuma bermodalkan Rp 35 triliun jika itu patungan para taipan lebih ringan lagi beban para taipan. Jika KPU, MK juga dikuasai para taipan, total nggak sampai Rp 40 triliun Indonesia habis dikuasai para taipan Indonesia,” urainya.
Nah, para bandar atau “bandit politik”, ungkap Sutoyo, uang Rp1 triliun sangat kecil. “Satu naga seperti BT (diduga dari hasil rampokannya) lebih dari mampu untuk membeli 9 partai sekaligus @ Rp1 triliun = Rp 9 triliun,” sebutnya.
Patungan para taipan dapat “membeli” Indonesia hanya dengan harga maksimal Rp 40 triliun, ia menandaskan. “Masih kalah dengan dana yang dirampok oleh BT (satu orang Cina) sebesar Rp 74,58 triliun. Itu fakta berbasis data, bukan opini yang dibangun berbau hoaks,” cetusnya.